
Video Tragedi di Gowa: Dugaan Pelecehan Anak Disabilitas Berujung Aksi Massa
RK News - Gowa, Sulawesi Selatan – Peristiwa tragis terjadi di Kampung Parangtulau, Kelurahan Cikoro, Kecamatan Tompo’bulu, Kabupaten Gowa. Seorang pria bernama Ali, yang diduga sebagai pelaku pemerkosaan terhadap seorang anak penyandang disabilitas, menjadi sasaran amarah warga. Sejak siang hingga malam ia digiring dan akhirnya tewas di tangan massa. Jasadnya kemudian dibawa keluarga dan dimakamkan dini hari.
Korban, seorang gadis bernama Tia, masih dirawat di RSUD Syekh Yusuf setelah mengalami pelecehan dan penganiayaan sekitar tiga hari lalu. Kondisinya perlahan membaik, namun trauma mendalam masih membayanginya. Kehidupan Tia semakin berat setelah sang ibu berpulang beberapa waktu lalu, sehingga kini ia hanya bergantung pada ayahnya yang menjadi satu-satunya pelindung sekaligus tulang punggung keluarga.
Bagi sang ayah, tragedi ini bukan sekadar luka di tubuh anaknya, melainkan juga luka batin yang sulit terobati. Rasa marah dan geram masyarakat mencerminkan kepedihan yang ia rasakan.
Polres Gowa kini melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa saja yang terlibat dalam aksi massa. Aparat menegaskan bahwa meski perbuatan pelaku terhadap korban tidak dapat dibenarkan, tindakan main hakim sendiri juga tidak sejalan dengan hukum yang berlaku.
Peristiwa ini menjadi tragedi yang menyayat hati. Di satu sisi, masyarakat tidak bisa menerima perlakuan keji terhadap anak penyandang disabilitas. Di sisi lain, tindakan massa yang berujung pada kematian pelaku menunjukkan betapa rapuhnya batas antara keadilan dan amarah.
Doa dan simpati mengalir untuk keluarga korban agar diberi kesabaran dan ketabahan. Sementara itu, untuk almarhum pelaku, masyarakat berharap segala dosa dan kesalahannya diampuni, karena ia telah menerima ganjaran atas perbuatannya.
Tragedi ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak: setiap tindakan memiliki konsekuensi. Perbuatan yang merugikan orang lain dapat memicu kemarahan yang tak terkendali. Namun, jalan hukum tetap harus dijunjung tinggi demi menjaga keadilan dan ketertiban. Semoga peristiwa serupa tidak lagi terulang di masa mendatang. (NN)















